• index
  • Pojok Advertorial
  • Dispusip Berau Akan Dibantu Ahli Terjemahkan Naskah Kuno Pemberian Sultan Gunung Tabur

Dispusip Berau Akan Dibantu Ahli Terjemahkan Naskah Kuno Pemberian Sultan Gunung Tabur

POJOKALTIM.CO.ID, BERAU - Naskah kuno milik Kesultanan Gunung Tabur dialihmediakan menjadi bentuk digital oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau. Ke depan akan diterjemahkan dengan mendatangkan ahli.

Kepala Dispusip Berau, Yudha Budisantoso menuturkan, naskah kuno saat ini berbentuk piringan bundar atau compact disk (CD), disimpan di perpustakaan daerah. Koleksi akan diperbanyak. Sehingga ada cadangan dan yang asli masih tetap dijaga jangan sampai rusak atau hilang.

"Terima kasih kepada Sultan Gunung Tabur yang telah bersedia menyerahkan naskah kunonya untuk dialihmediakan dari bentuk fisik ke bentuk digital," ucapnya, kemarin.

Rencananya naskah itu akan diserahkan kepada banyak pihak, supaya masyarakat mengetahui tentang naskah kuno tersebut. Yang asli masih disimpan di kediaman Kesultanan Gunung Tabur, di Kecamatan Gunung Tabur.

Diakuinya, naskah kuno saat ini sudah banyak yang rusak lantaran tidak terawat sesuai standar yang ada. Hanya disimpan di ruangan biasa seperti menyimpan buku pada umumnya. Semakin lama semakin rusak hingga banyak yang sobek dan dimakan rayap.

"Kan ada ketentuannya harus disimpan di ruangan seperti apa. Makin lama semakin rusak dan rapuh. Itulah yang mau diselamatkan," ujarnya.

Naskah kuno juga rencananya akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sebab, yang ada saat ini dalam bahasa Arab gundul yang mungkin hanya sedikit orang yang mengerti artinya.

Yudha  mengaku telah melaporkan hal itu kepada provinsi dan pusat. Dan pusat sendiri akan menindaklanjutinya dengan mendatangkan ahli untuk menerjemahkan.

Sebab, provinsi pun belum punya ahli untuk menerjemahkan naskah kuno. Pihaknya juga belum mengetahui terkait isi naskah kuno tersebut perihal apa.

"Akan datang ahli untuk membaca bunyi naskah itu seperti apa. Kemungkinan itu tentang peraturan kerajaan, perjanjian, surat-surat penting lainnya pada zaman dulu," terangnya.

Setelah diterjemahkan, naskah kuno nantinya akan dipublikasikan dan dikemas seperti buku. Disimpan di perpustakaan daerah dan di perpustakaan sekolah-sekolah. Tujuannya untuk disebarluaskan sebagai literasi sejarah bagi generasi saat ini.

Tidak hanya di Gunung Tabur, pihaknya juga akan menjajaki Keraton Sambaliung. Berdasarkan keterangan keluarga kerajaan, mereka juga memiliki nakah kuno serupa. Namun, pihaknya juga belum pernah melihat. Jika memang ada, akan dialihmediakan juga dalam bentuk digital. Tapi itu juga bergantung pihak keraton bersedia atau tidak.

"Nanti kalau memang ada bentuk fisiknya kami tinjau dulu dan didokumentasikan. Lalu kami informasikan ke provinsi untuk dialihmediakan juga," pungkasnya.  (adv)

Share: