Sumber foto: Diskominfo Samarinda

Berlangsung Prokes, Live Medsos

Upacara Adat Hudoq Kawit



POJOKALTIM, SAMARINDA- Meski pandemi Covid-19, tidak menjadi halangan untuk gelaran Upacara Adat Hudoq Kawit. Ritual tetap bisa belangsung tanpa harus disaksikan banyak massa di tempat upacara namun secara live media sosial Pemkot Samarinda melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Samarinda, Minggu (22/11/2020) sore.


Upacara di halaman parkir balaikota yang berlangsung secara protokol kesehatan (Prokes) itu tak berkurang makna inti maksud kegiatan tersebut karena ritual adat tetap berjalan.


Seperti biasanya, kembali Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang bersama istri Puji Setyowati didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) kota Samarinda Sugeng Chairuddin, Asisten I Setda Samarinda Tejo Sutarnoto, Kepala Dinas Pariwisata Gusti Ayu Sulistiani, Kepala Dinas Komimfo Aji Syarif Hidayatullah menghadiri gelaran Upacara Adat Hudoq Kawit itu.


Tahun ini kegiatan tersebut tampak berbeda, tidak ada tumpukan pengunjung dan peserta dibatasi. Hanya ada 60-an orang yang menjalani ritual ini. Lelaki dewasa mengenakan topeng kayu bermoncong panjang, menyerupai paruh Enggang, burung khas pedalaman Kalimantan. Beberapa lapis daun pisang menjadi pakaian penutup pundak hingga kaki para pelaku ritual. Sebagian remaja putri dan kaum ibu mengenakan pakaian Dayak adat Bahau dan ditayangkan secara virtual (video conference).


Anak-anak pun ikut menjalani ritual. Mengenakan baju dari kulit binatang, yang masih utuh bulunya, mereka tetap berkeliling, menggerakkan tangan, menghentakkan kaki berirama, mengikuti suara bedug yang ditabuh.


"Terima kasih atas pengertian dan dukungan bersama sehingga pelaksanaan hari ini tetap mengutamakan protokol kesehatan, biasa pada saat pelaksaan seperti ini selalu dipenuhi ratusan hingga ribuan peserta dan pengunjung, inilah yang menjadi pertimbangan saya selaku Ketua Gugus Tugas, kita adakan disini tanpa mengurangi rasa hormat untuk memblokir pengunjung, membatasi peserta dan disaksikan melalui video conference saja," ucap Jaang.


Jaang berharap seni dan budaya seperti upacara adat Hudoq Kawit  ini  harus tetap dilestarikan sepanjang jaman agar ini menjadi semangat bagi anak-anak muda dan cucu kelak. Menurutnya seni dan budaya itu merupakan jati diri bangsa.


"Kita tidak boleh malu mengaku kita orang dayak, kita belajar dari saudara kita yang lain, anak-anak negeri yang ada di Nusantara ini, kemanapun mereka merantau seni dan budaya tetap dijaga dengan berkolaborasi kepada seluruh etnis dan budaya lainnya agar menjadi kekuatan bagi kita menjaga Persatuan dan Kesatuan," pesan Jaang.


"Jabatan saya boleh berakhir sebagai Wali Kota, tetapi jiwa, semangat persatuan dan seni budaya Dayak khususnya Dayak Bahau akan saya lestarikan sampai akhir hayat saya," pungkas Jaang. (fer/don/kmf-smd/adv)

Share: