Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) kota Balikpapan Heria Prisni

Peternak Antisipasi Kebutuhan Kurban Dengan Kambing

POJOKALTIM.CO.ID, BALIKPAPAN - Pasokan sapi jelang Idul Adha di kota Balikpapan alami kekurangan, hal ini sebabkan oleh wabah wabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tentu sangat berdampak pada peternak sapi.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) kota Balikpapan Heria Prisni menjelaskan, persiapan hewan kurban di Balikpapan membutuhkan sekitar 3.000 sapi.

Sementara untuk stok sapi di Balikpapan baru ada 1.300 ekor, sehingga masih membutuhkan 1.700 ekor sapi dari luar daerah seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi. 

"Dan bersyukur sapi yang berasal dari NTT dan Sulawesi sudah bisa masuk ke Balikpapan, dengan syarat melakukan karantina selama 14 hari di daerah asal dan 3 hari Balikpapan," ucap Heria Prisni kepada awak media, Selasa (7/6/2022). 

Apalagi daerah Jawa Timur, Aceh, Jawa Barat Kalimantan Tengah dan Selatan, Jawa Tengah da Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah dinyatakan wabah PMK dan di Lockdown. 

Dikatakan, karantina itu dilakukan untuk memastikan bahwa sapi tersebut tidak menunjukkan gejala krinis seperti demam sampai 41 derajat, mulutnya sariawan dan pecah-pecah, air liur netes berlebihan dan kuku kaki melepuh. 

"Ketika tidak ada gejala, baru diperbolehkan dikirim ke rumah potong hewan (RPH) atau dijual," jelasnya. 

Ia menyatakan, bahwa dalam waktu 2 minggu ini akan datang lagi sekitar 85 ekor sapi melalui surat karantina disana (NTT dan Sulawesi). Dan mudahan setelah 2 pekan ada lagi stok yang masuk. 

Sedangkan untuk stok kambing ada 300 ekor, yang dibutuhkan kurang lebih 1.000 ekor. Hanya saja surat yang masuk ke DP3 melalui rekomendasi dan sudah dalam tahap karatina ada sekitar 5.600 ekor kambing, hal ini untuk mengantisipasi kurangnya stok sapi yang dibutuhkan jelang Iduladha. 

"Jadi dua minggu nanti akan masuk kambing sekitar 5.600 ekor, kalau sapi masih 85 ekor dari NTT dan Sulawesi," imbuhnya. 

Meski Balikpapan tidak termasuk daerah pandemik PMK, tetapi diarahkan untuk menutup sementara jalur distribusi sapi maupun kambing dari luar daerah terdampak PMK. 

"Jangan sampai masuk Balikpapan, kasihan peternak sapi karena penularannya cepat sekali," tuturnya. 

Heria mengakui tingginya risiko kematian hewan ternak yang diakibatkan oleh wabah ini. Meski tidak berisiko terhadap manusia apabila dikonsumsi, wabah PMK tentu berdampak kerugian bagi peternak. 

"Sapi (ternak) bisa mati tiba-tiba kalau tertular, kasihan peternak kita kalau begitu. Sebenarnya kalau untuk dikonsumsi manusia, asalkan dimasak dengan benar masih aman," paparnya. 

Sampai saat ini, pihak DP3 terus mengantisipasi penyebaran wabah PMK dengan menurunkan dokter hewan ke lapangan. Dan alhamdulilah tidak ada yang menunjukkan gejala krinis. (ari)

Share: