Penulis: Tim Redaksi

Gak Zaman Lagi Jaga Lilin

"Judi, menjanjikan kemenangan" / 'Bohong"

Sudah jauh hari, Pak Haji Roma mengingatkan bahaya judi melalui karyanya. Tapi, bagi pencandu judi, lagu tetaplah lagu. Bukan dipetik hikmahnya, malah dijadikan bahan untuk joged saja.

Judi, tak ubahnya sebuah magnet besar yang menarik siapa saja yang ingin kaya melalui jalur cepat. 

Daya tariknya luar biasa. Semua kalangan tersedot, dan susah untuk keluar. Padahal, pelaku juga tahu, menjadi kaya instan melalui judi, itu hil mustahal. Tapi, ya tak tahu kenapa masih dilakukan juga. 

Kian maju zaman, makin canggih juga cara berjudi. Kini, tak perlu lagi sembunyi-sembunyi untuk berjudi. Bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Melalui ponsel.

Ratusan bahkan ribuan web judi online tersebar di semesta maya. Beberapa tahun belakangan, judi online memang tumbuh subur. 

Dan baru di era Prabowo Subianto jadi presiden, keseriusan memberantasnya mulai terasa. Belum genap 100 hari kerja, tugas yang dibebankan kepada Polri, langsung membuahkan hasil.

Sebanyak 11 pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), dan 3 warga sipil langsung berbaju oranye. Sekira Rp 70 miliar hasil judol dari web 8278, diamankan. 

Kabarnya, pegawai Komdigi bisa meraup Rp 8,5 miliar hasil menjaga web judol yang seharusnya mereka blokir.

Di mana ada kesempatan, di situ ada kesepakatan. Peribahasa ini rupanya yang digunakan. 

Fantastis memang cuan duit hantu dimakan setan ini. Em em-an rupiahnya. Siapa yang tak tergiur. Sekata iman setipis kulit bawang, sudah pasti jebol. Masuk lingkaran.

Fakta judol memang begitu adanya. Faktor ekonomi, jadi tumbal alasan. Ingin cepat kaya tanpa kerja.

Kondisi ekonomi kita memang tidak sedang baik-baik saja. PHK di mana-mana. Mau cari kerja, persyaratan menumpuk. Pun punya skill, masih kalah dengan yang punya koneksi.

Maka, apa saja dilakukan asal dapur ngebul. Termasuk pilih judol. 

Benang kusut memang kondisi ekonomi belakangan. Naif jika kita tidak membawa pemerintah bila berbicara soal kesejahteraan warga. 

Apakah pemerintah belum bisa mensesejahtra, eh menyejahtarakan rakyatnya, saya pun tak tahu. Seabrek program sudah dijalankan padahal. Kurang tahu, apanya yang tidak tepat sasaran.

Cak Nun bilang, jangan terlalu banyak berharap kepada pemerintah. Kita tetap mencari makan sendiri. 

Ya, judol memang musuh bersama kita. Harus diberantas. Kita dukung pemerintahan pak presiden atas niatnya itu. Basmi habis oknum yang disuruh memblokir situs judol, tapi malah dijaga.

Memang, sekarang bukan zamannya lagi jaga lilin: tapi jaga situs judol. (***)


Share:

Berita Lainnya