• index
  • Pojok Pikiran
  • Membangun Kesadaran Masyarakat Tentang Pendidikan Inklusi Di Samarinda: Sebuah Tanggung Jawab Bersa
Penulis: Alifa Ambar Marwah (Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Mulawarman)

Membangun Kesadaran Masyarakat Tentang Pendidikan Inklusi Di Samarinda: Sebuah Tanggung Jawab Bersama

Penyelenggaraan pendidikan inklusi memberikan kesempatan kepada semua anak, termasuk yang berkebutuhan khusus dan potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan dan kesempatan belajar dalam lingkungan yang setara dengan anak pada umumnya. 

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Nuryadin (2024) menjelaskan bahwa di Samarinda dari 310 sekolah negeri dan swasta, terdapat 178 yang menerapkan program inklusi. Hal ini menunjukkan kemajuan yang signifikan menuju target mengintegrasikan program inklusi di semua sekolah.

Dengan menerapkan program inklusi di semua sekolah di Kota Samarinda, tujuan utamanya adalah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang adil dan ramah bagi semua peserta didik tanpa memandang perbedaan kemampuan, latar belakang, atau kebutuhan khusus mereka. 

Program ini bertujuan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anak untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi mereka masing-masing, sehingga dapat mengurangi kesenjangan akses pendidikan. Selain itu, program inklusi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan toleransi antar siswa, memupuk empati, serta membentuk sikap saling menghargai.

Kesadaran masyarakat tentang pendidikan inklusi adalah langkah penting yang memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak demi mewujudkan akses pendidikan yang adil dan merata bagi semua anak. Di Samarinda, seperti di banyak kota lain di Indonesia, pendidikan inklusi masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari rendahnya kesadaran masyarakat. 

Tantangan ini harus dihadapi bersama, mengingat pendidikan inklusi tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, pemerintah, dan keluarga saja, tetapi juga masyarakat luas. Dalam membangun kesadaran ini, diperlukan sinergi antara berbagai pihak agar hak pendidikan bagi setiap anak dapat terpenuhi. 

Pendidikan inklusif menekankan prinsip kesetaraan yang berarti setiap anak dianggap setara dan memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 5 Ayat (1) menegaskan bahwa setiap warga negara tanpa terkecuali memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan akses pendidikan yang merata dan berkeadilan. Pada Ayat (2), undang-undang ini membahas perlindungan dan hak khusus bagi warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, atau sosial. 

Mereka berhak mendapatkan pendidikan khusus yang dirancang untuk mendukung kebutuhan mereka, baik melalui pendidikan inklusi maupun melalui pendidikan khusus yang lebih intensif. Selanjutnya, pada Ayat (4), undang-undang juga menegaskan bahwa warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak atas pendidikan khusus yang dapat mengoptimalkan potensi dan kemampuan mereka. 

Dalam konteks pendidikan inklusi, pasal ini menjamin bahwa semua anak termasuk anak dengan kebutuhan khusus akan memperoleh kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing. Pendidikan inklusi memfasilitasi anak berkebutuhan khusus agar dapat belajar di sekolah reguler bersama anak-anak lain dengan dukungan yang sesuai agar mereka mampu berpartisipasi dan berkembang secara maksimal.

Hal ini diperkuat oleh UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas Pasal 10 menyebutkan bahwa  peserta didik berkebutuhan khusus berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu di semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan. UU ini merupakan landasan penting bagi terciptanya masyarakat yang inklusif di Indonesia dan berperan penting dalam mendorong terciptanya sistem pendidikan yang adil, menghargai keberagaman, dan mendukung potensi penyandang disabilitas agar belajar untuk berkembang optimal di lingkungan yang setara tanpa diskriminasi.

Sebagian masyarakat banyak yang belum paham mengenai hak anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan yang layak. Oleh karena itu, membangun kesadaran masyarakat tentang Pendidikan inklusi menjadi hal yang mendesak dan perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan inklusi masih sering terbentur pada pandangan yang menganggap pendidikan ini sebagai "kewajiban tambahan". Banyak Masyarakat yang masih kurang memahami esensi pendidikan inklusi yakni memberikan akses pendidikan yang setara bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus dan mengakui keunikan masing-masing individu. Perspektif seperti ini membuat masyarakat cenderung tidak peduli atau bahkan memandang anak berkebutuhan khusus dengan pandangan negatif. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperbaiki pemahaman masyarakat dan menekankan bahwa pendidikan inklusi adalah bagian dari upaya menciptakan masyarakat yang adil dan peduli.

Pandangan masyarakat yang terbuka dan mendukung pendidikan inklusi akan memberikan semangat bagi keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk menyekolahkan anak mereka. Ketika masyarakat lebih inklusif, anak-anak berkebutuhan khusus akan merasa diterima di lingkungan sosialnya. Oleh sebab itu, perlu ada sosialisasi dan edukasi yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat agar mereka memahami arti penting dari pendidikan inklusi. Dengan sosialisasi yang baik, masyarakat dapat lebih memahami bahwa pendidikan inklusi tidak hanya menguntungkan anak berkebutuhan khusus, tetapi juga anak-anak lainnya. Kehadiran mereka di lingkungan sekolah memberikan kesempatan bagi anak-anak lain untuk belajar tentang toleransi, empati, dan kerja sama dalam keberagaman.

Selain sosialisasi, di era digital ini penggunaan media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pendidikan inklusi. Pemerintah dan komunitas pendidikan di Samarinda bisa memanfaatkan platform ini untuk berbagi informasi, cerita, dan pengalaman mengenai pendidikan inklusi. Dengan konten yang kreatif dan menarik, masyarakat khususnya generasi muda akan lebih mudah memahami dan mendukung pendidikan inklusi. Hal ini bisa menjadi langkah awal yang kuat untuk membangun kesadaran yang lebih luas. Media sosial disini sebagai alat komunikasi yang mudah diakses, media memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi secara cepat dan luas. Melalui informasi tentang pentingnya pendidikan inklusi dapat membantu mengubah cara pandang masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus. Kehadiran konten positif di media sosial akan mengedukasi masyarakat bahwa pendidikan inklusi bukanlah bentuk belas kasihan, melainkan upaya untuk memenuhi hak pendidikan bagi setiap anak.

Peran pemerintah daerah di Samarinda juga sangat penting dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pendidikan inklusi. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mendukung pendidikan inklusi, termasuk menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai. Di Samarinda, pemerintah telah mulai mengembangkan program pendidikan inklusi, meskipun implementasinya belum optimal. Beberapa sekolah sudah ditunjuk sebagai sekolah inklusi, namun fasilitas dan tenaga pendidik khusus masih terbatas. Tanpa dukungan yang memadai, para siswa dengan kebutuhan khusus sering kali tidak mendapatkan layanan pendidikan yang maksimal. Ini menunjukkan bahwa dukungan pemerintah memang sangat penting, tetapi tidak cukup jika hanya mengandalkan pemerintah saja. Masyarakat dan lembaga pendidikan perlu ikut berperan aktif agar konsep pendidikan inklusi bisa berjalan sesuai dengan tujuan awalnya.

Tidak hanya pemerintah, sekolah-sekolah di Samarinda juga memiliki tanggung jawab besar dalam mengimplementasikan pendidikan inklusi. Sebagai institusi pendidikan, sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi semua siswa, termasuk yang berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu meningkatkan pemahaman guru-guru tentang pendekatan-pendekatan inklusif dalam pengajaran. Selain itu, sekolah perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai agar siswa berkebutuhan khusus bisa belajar dengan nyaman dan tidak merasa terdiskriminasi. Pelatihan dan pendidikan bagi para pendidik juga sangat penting. Guru adalah salah satu pilar utama dalam pendidikan inklusi, namun tidak semua guru memiliki keterampilan yang memadai dalam menghadapi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Sehingga diperlukan program pelatihan berkelanjutan bagi para pendidik agar mereka dapat memahami metode pengajaran inklusif yang efektif. 

Dukungan dari para orang tua juga menjadi faktor krusial dalam keberhasilan pendidikan inklusi di Samarinda. Orang tua dari anak berkebutuhan khusus harus memahami hak-hak anak mereka dan memperjuangkan akses pendidikan yang layak. Di sisi lain, orang tua dari anak-anak tanpa kebutuhan khusus juga perlu memahami pentingnya interaksi inklusif. Interaksi yang positif antara anak-anak dari berbagai latar belakang akan membantu mereka mengembangkan empati dan memahami keberagaman. 

Sebagai langkah konkrit, pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan di Samarinda bisa mengadakan kegiatan-kegiatan inklusif, seperti festival atau lomba yang melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus. Kegiatan semacam ini bisa menjadi ajang sosialisasi yang efektif untuk mengenalkan pendidikan inklusi kepada masyarakat. Selain itu, dengan adanya acara yang melibatkan anak-anak dari berbagai latar belakang, masyarakat dapat melihat langsung potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga pandangan negatif terhadap mereka dapat diminimalisir.

Secara keseluruhan, pendidikan inklusi di Samarinda merupakan tanggung jawab bersama yang memerlukan komitmen dari semua pihak baik pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Membangun kesadaran masyarakat tentang pendidikan inklusi adalah sebuah proses panjang yang memerlukan keterlibatan semua pihak. Mewujudkan lingkungan belajar yang inklusif termasuk tanggung jawab bersama kita semua demi masa depan generasi penerus yang lebih baik. Pendidikan inklusi adalah hak dasar yang harus diperjuangkan demi keadilan dan kesetaraan bagi setiap anak.  Dengan kerja sama yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusi dan ramah bagi semua anak akan terwujud. Samarinda bisa menjadi salah satu contoh kota yang peduli terhadap pendidikan inklusi, jika seluruh elemen masyarakat bersedia berperan aktif dalam mewujudkannya. Mari kita bersama-sama mengambil langkah konkret untuk mewujudkan pendidikan inklusi di Samarinda demi masa depan yang lebih cerah bagi semua anak. (***)


Editor: Densul




Share:

Berita Lainnya