Multikulturalisme Bahasa Di Indonesia: Sama Tapi Berbeda Makna

Penulis: Diva Aisyah Nabila Dan Yohana Sihotang, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Unmul

Bahasa merupakan komponen penting yang membentuk identitas masyarakat. Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, tetapi juga merupakan representasi dari prinsip, kebiasaan, dan cara hidup manusia. Setiap kata dan frasa mengandung sejarah, tradisi, dan pengalaman kolektif yang panjang yang menjadi warisan budaya. Bagaimana setiap orang dalam suatu masyarakat berinteraksi, berpikir, dan bersikap dipengaruhi oleh budaya mereka.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di asia tenggara memiliki setidaknya lebih dari 17 ribu pulau dan penduduk yang sangat beragam dengan berbagai suku, agama, dan bahasa. Oleh karena itu, perbedaan bahasa dan budaya tidak terhindarkan dari berbagai kesalah-pahaman hanya karena makna yang dikandung dalam suatu kata dan kalimat, sehingga komunikasi yang sedang berlangsunh menjadi tidak efektif karena pesan yang ingin tersampaikan jadi tidak tersampaikan karena adanya perbedaan pemahaman akibat multikulturasi budaya.

Fenomena makna ganda dalam kata-kata menunjukkan betapa fleksibel dan kayanya Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Karenanya, penting untuk kita mempelajari berbagai perbedaan yang kerap kali terjadi ini, apalagi jika ingin mengunjungi suatu daerah, akan lebih baik jika kita mempelajari bahasa dan kebudayaan daerah tersebut sebelum kita menjunginya. Berikut akan disajikan beragam kata dari berbagai bahasa di Indonesia, yang ternyata memiliki arti lain jika diaplikasikan di daerah lainnya, yuk kita simak!

1. Gedang

Dalam bahasa Jawa, gedang berarti pisang. Akan berbeda jika kamu sedang berbicara dengan orang bali dan sunda, karena gedang artinya pepaya.

2. Amis

Seperti dalam bahasa Jawa, sebagian dari kita mengetahui "amis" memiliki arti bau anyir atau bau dari ikan. Tapi dalam bahasa Sunda, "amis" berarti manis, jadi jika mereka bilang minumannya amis, bisajadi yang mereka maksud adalah minumannya manis.

3. Ambu

Kalau sering menonton film yang menampilkan budaya Sunda, pasti sudah tidak asing lagi mendengar mereka memanggil "ibu" dengan sebutan "ambu". Tapi berbeda lagi dalam bahasa Jawa karena akan berarti aroma atau bau.

4. Bujur

Kalau berbicara dengan orang Karo, bujur artinya terimakasih. Berbeda dengan bahasa Banjar yang artinya sungguh-sunguh atau untuk memastikan sesuatu. Tapi hati-hati dengan penggunaan kata ini, karena kalau dalam bahasa Sunda "bujur" artinya bokong.

5. Atos

Dalam bahasa Jawa "atos" artinya keras, tapi kalau dalam bahasa Sunda artinya "sudah".

6. Kita

Jika orang Bugis berkata "kita", bisa jadi artinya adalah kamu, kata "kita" dalam bahasa bugis memberi makna yang lebih ramah dan sopan.

7. Mangga

Jika sedang berbicara denga orang Sunda dan mereka menyebutkan kata "mangga", sesuaikanlah dengan situasinya, karena dalam bahasa Sunda "mangga" berarti sedang mempersilahkan.

8. Mari

Kalau dalam bahasa Indonesia "mari" adalah kalimat ajakan, dalam bahasa Jawa "mari" dapat diartikan sembuh atau selesai. Jadi kalau orang Jawa mengatakan "wes mari",  berarti artinya sudah sembuh atau sudah selesai.

9. Mbok

Dalam bahasa Jawa "mbok" merupakan panggilan kepada ibu, berbeda dengan bahasa Bali yang merupakan panggilan terhadap kakak perempuan,

10. Tulang

Kalau dalam bahasa batak "tulang" artinya panggilan untuk paman.

11. Kasep

Dalam bahasa Sunda "kasep" berarti ganteng, tapi kalau dalam bahasa Jawa artinya sudah terlanjur atau sudah basi.

12. Urang

Orang Jawa menyebut udang sebagai "urang", tapi dalam bahasa Sunda "urang"artinya aku.

13. Cokot

Dalam bahasa Sunda artinya "ambil", tapi dalam bahasa Jawa "cokot" berarti gigit

14. Sangu

Dalam bahasa Jawa artinya bekal, tapi dalam bahasa Sunda artinya nasi

15. Lawang

Dalam bahasa Jawa "lawang" artinya pintu, seperti gedung Lawang Sewu yang punya banyak sekali pintu hingga disebut sebut seribu pintu. Tapi dalam bahasa Palembang, "lawang" artinya gila.

16. Cicing

Jika cicing berarti "diam" dalam bahasa Sunda, di Bali cicing artinya anjing.

17. Budal

Kalau dalam bahasa Jawa "budal" artinya pulang, kebalikannya dalam bahasa bali "budal" artiya pulang.

18. Rabi

Jika dalam bahasa Jawa "rabi" artinya menikah, dalam bahasa Bali artinya istri.

19. Banyu

Dalam bahasa Jawa "banyu" artinya air, berbeda dengan bahasa Bali yang artinya air beras.

20. Kenyang

Dalam bahasa Indonesia kita menggunakan kata "kenyang" saat kita merasa puas setelah makan dan menyatakan perut kita sudah terisi penuh. Karena ini merupakan bahasa Indonesia, orang Bali akan mengerti saat kita mengatakan kenyang, tapi sedikit informasi, "kenyang" memiliki arti alat kelamin pria yang sedang mengalami ereksi dalam bahasa Bali.

21. Maneh

Dalam bahasa Jawa, maneh berarti "lagi". Tapi kalau dalam bahasa Sunda artinya "kamu".

22. Bujang

Kalau di daerah Jawa "bujang" memiliki arti pria yang masih lajang, hati-hati menggunakan kata ini di daerah Sumatera, di Medan kata "bujang" merupakan kalimat umpatan yang berarti alat kelamin perempuan.

23. Kereta

Jika kamu mendengar ini di Medan dan sekitarnya, maka "kereta" memiliki arti "motor". Jadi jika kamu orang yang akan merantau ke Medan, jangan kaget dulu kalau tiba-tiba mendengar kabar temanmu ditabrak kereta.

24. Galon

Kalau kita mengenal ini sebagai wadah menampung air, orang Medan sering menyebut galon sebagai sebutan untuk SPBU atau tempat mengisi bensin.


25. Palak

Jika kita mendengar kata "palak", yang ada di pikiran kita adalah tindakan krminal dengan memaksa dan merampas hak orang lain. Tapi orang medan menggunakan kata ini untuk mengungkapkan perasaan kesal, misalnya "Palak kali aku nengok kau", artinya "kesal banget aku sama kamu".

26. Kali

Kalau dalam bahasa Batak "kali" artinya sangat atau banget, di Jawa "kali" lebih merujuk kepada Sungai. Beda lagi dengan Kalimantan yang menjadi kalimat gandengan yang berarti "mungkin", misalnya "iya kali?" yang berarti "iya mungkin?". Konotasi nya akan berbeda dalam bahasa Sunda jika mengatakan "yakali", konotasi nya menjadi pertanyaan yang cenderung mengandung penolakan.

27. Gol

Dalam bahasa Medan, gol artinya "masuk penjara" atau "ditangkap polisi".

28. Lontong

Jika kamu mengenal lontong sebagai makanan, di Medan lontong digunakan sebagai kalimat yang dilontarkan saat sedang emosi.

29. Minyak

Orang Medan sering menyebut minyak sebagai kata ganti bensin, jadi jika mereka bilang mau mengisi minyak, berarti artinya akan mengisi bensin.

30. Pajak

Jika pajak memiliki arti dalam dunia keuangan, di Medan "pajak" berarti pasar. Sedangkan kata "pasar" seringkali menjadi kata ganti "jalan raya". (***)

Share:

Berita Lainnya