DAUR ULANG MASA LALU UNTUK MENGUBAH MASA DEPAN

PKM-PM Angkat Masalah Limbah Kayu Dan Nipah Di Kampung Wisata Ketupat Samarinda

Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Samarinda tahun 2023 mendapat perhatian dari Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, riset, dan teknologi Republik Indonesia. Melalui Program Kampus Merdeka oleh DIKTI.

Salah satunya adalah Program PKM-PM yang berjudul "Strategi pengembangan Kampung Wisata Ketupat melalui pengolahan limbah kayu menjadi lampu pendant" dengan memanfaatkan teknologi panel surya yang ramah lingkungan. 

6 tahun sudah Kampung ketupat menghiasi wajah wisata kuliner di samarinda,hingga tak ayal wisatawan dan pengerajin ketupat memberikan dampak negatif.

Mulai dari limbah dari daun nipah, kayu dan sampah yang memenuhi selokan menjadi kedala pada daerah tersebut. 

Tak hanya itu para wisatawan pun kerap membuang sampah sembarangan mengakibatkan penumpukan sampah plastik di area tepi sungai. Bahkandi Kampung Ketupat  pun minim pencahayaan pada malam hari.

Pemantauan dan survey sudah di lakukan secara bertahap kurang lebih selama 1 tahun oleh tim PKM-PM POLNES Program Studi Arsitektur Bangunan Gedung.

Serta Tim sudah melakukan pendekatan kepada Masyarakat melalui kegiatan yang di adakan oleh masyarakat setempat seperti perayaan ulang tahun samarinda dan juga sosialisasi.

Oleh karena itu kontingen Kampus Politeknik Negeri Samarindamelalui program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat dengan bangga memberikan solusi pintar dan jitu dalam "strategi pengembangan Kampung Wisata Ketupat melalui  pengolahan limbah kayu menjadi lampu pendant".

Ada beberapa produk yang di hasilkan yaitu Lampu pendant dan tempat sampah. Lampu tersebut akan di pasang di plaza Kampung Wisata Ketupat.

"Saya Sangat mendukung kegiatan ini karena nantinya pasti akan menjadi wadah untuk meningkatkan kreatifitas para pengerajin ketupat di sini dan juga nantinya dapat di perjual belikan oleh masyarakat yang dapat meningkatkan daya Tarik pengunjung dan UMKM sekitar," ujar Camat Samarinda Seberang Aditya Koes Prayogi,S.SP.

Konsep program ini diharapkan mampu meningkatkan UMKM kampung wisata ketupat yang berdampak pada kesejahteraan yang nantinya Masyarakat dapat memperjual belikan produk tersebut dan mengurangi limbah yang ada di sekitarnya.

"Sebelumnya limbah lidi nipah di sini hanya dibuang atau di jadikan sapu lidi, tetapi berkat mahasiswa dari POLNES yang mampu memberikan inovasi baru berupa produk hasil limbah ini saya menjadi tertarik untuk dapat memproduksi masal dengan Masyarakat sekitar," imbuh Ketua Pokdarwis Abdul Aziz,AMd.Ab.

"Terima kasih Mahasiswa POLNES atas kepedulian pada Kampung kami semoga sukses," ucap Heni, warga setempat. (***)

Share: