• index
  • Pojok Utama
  • PDKT Usulkan Nama Awang Faroek Ishak Diabadikan Nama Jalan Tol Balsam
PDKT usul perubahan nama Tol Balsam jadi Tol Awang Faroek Ishak. (IST)

PDKT Usulkan Nama Awang Faroek Ishak Diabadikan Nama Jalan Tol Balsam

SAMARINDA - Ketua Umum Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT), Syaharie Jaang, mengusulkan agar nama almarhum H Awang Faroek Ishak, Gubernur Kalimantan Timur periode 2008-2018, diabadikan sebagai nama Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). 

Usulan ini didasari oleh kontribusi besar Awang Faroek dalam menggagas, memperjuangkan, dan mewujudkan proyek jalan tol pertama di Kalimantan tersebut, meskipun menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk kebutuhan anggaran yang sangat tinggi.

"Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda adalah ide besar dari Pak Awang Faroek Ishak. Beliau tidak hanya memiliki visi yang jauh ke depan, tetapi juga keberanian dan kegigihan untuk merealisasikannya meski menghadapi banyak kendala, termasuk persoalan pendanaan yang luar biasa besar," ujar Syaharie Jaang di sela-sela prosesi pemakaman jenazah, Senin (23/12/2024).

Pengerjaan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, yang juga dikenal sebagai Tol Balsam, dimulai pada 12 Januari 2011 di bawah kepemimpinan Awang Faroek Ishak. Proyek ini membutuhkan waktu hampir delapan tahun untuk rampung dan mulai dioperasikan secara bertahap.

Yakni Seksi II, III, dan IV sepanjang 58,47 kilometer yang menghubungkan Samboja-Samarinda diresmikan pada 17 Desember 2019 dan Seksi I (Balikpapan-Samboja) dan Seksi V (Balikpapan-Manggar) diresmikan pada 24 Agustus 2021.

Meski proyek ini menghadapi banyak tantangan, termasuk trase yang harus melintasi Taman Hutan Raya (Tahura) Soeharto dan biaya pembiayaan yang sangat besar, kegigihan Awang Faroek serta lobi intensif ke pemerintah pusat berhasil mengatasi hambatan tersebut.

Pada masa awal perencanaan, skeptisisme sempat muncul karena jumlah penduduk Kaltim yang dinilai kecil dibanding pulau Jawa dan potensi pengguna jalan yang dianggap minim. 

Namun, sebutnya skeptisisme ini terbantahkan setelah jalan tol mulai beroperasi. Infrastruktur ini kini menjadi penghubung vital antara Balikpapan dan Samarinda, mempersingkat waktu tempuh dan mendukung mobilitas masyarakat serta aktivitas ekonomi.

"Awalnya banyak yang meragukan. Tapi sekarang kita melihat manfaatnya begitu besar. Ketika saya melewati jalan tol ini, saya merasa senang dan selalu mendoakan Pak Awang atas jasanya. Ini adalah warisan yang sangat berharga," tutur Jaang walikota Samarinda periode 2010-2015 dan 2016-2021.

Sebagai bentuk penghargaan, Jaang mengusulkan agar Jalan Tol Balikpapan-Samarinda diberi nama H Awang Faroek Ishak. 

Menurutnya, ini adalah cara terbaik untuk mengenang dan menghormati perjuangan Awang Faroek dalam menghadirkan infrastruktur strategis yang kini menjadi tulang punggung konektivitas di Kaltim.

"Pak Awang telah meninggalkan jejak besar bagi pembangunan di Kalimantan Timur. Jalan Tol Balsam ini adalah bukti nyata visi beliau. Mengabadikan namanya di jalan tol ini akan menjadi pengingat bagi generasi mendatang akan sosok pemimpin yang gigih dan berdedikasi,"tegas Jaang.

Sebagai jalan tol pertama di Kalimantan, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda tidak hanya menjadi tulang punggung konektivitas tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, mendukung investasi, dan mempersiapkan Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara yang baru.

Dengan sejarah panjang pengerjaan dan manfaat besar yang dirasakan masyarakat Kaltim, Syaharie Jaang berharap usulan ini dapat menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan pihak terkait. Penamaan jalan tol ini dengan nama H. Awang Faroek Ishak diyakini akan menjadi penghormatan yang layak atas perjuangan dan dedikasinya dalam membangun masa depan Kaltim. (*/densul)

Share: