Penggunaan Internet Di Kaltim Terus Meningkat
Tapi Banyak Juga Yang Kena Kejahatan Dunia Maya
Penggunaan internet di Kaltim tercatat berkembang dan tinggi dari tahun ke tahun. Namun begitu, ada sisi gelap dari kemudahan mengakses jagad maya. Penipuan daring hingga pencurian data pengguna menunjukkan persentase cukup tinggi.
=POJOKALTIM, Samarinda
Tingkat penetrasi internet di Indonesia secara keseluruhan mencapai 79.50%. Jumlah penduduk yang terkoneksi internet pada tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa.
Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun, dengan tingkat penetrasi Indonesia sebesar 64.80% pada tahun 2018, meningkat menjadi 73,70% pada tahun 2020, 77.01% pada tahun 2022, 78.19% pada tahun 2023, dan mencapai 79.50% pada tahun 2024.
Demikian terungkap dalam jumpa pers di Ruang Wiek Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur, tentang hasil survei Penetrasi Internet 2024 di Kaltim. Hadir memaparkan data Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Pusat Zulfadly Syam, di dampingi Kepala Diskominfo Kaltim Faisal. Acara berlangsung, Rabu (3/4/24).
Sementara itu, tingkat penetrasi internet di Kaltim mencapai 80.63%. Ini mengindikasikan tingginya tingkat adopsi teknologi oleh warga Kaltim.
Jumlah penduduk Kaltim yang terkoneksi internet pada 2024 mencapai 3.152.256 jiwa. Dalam hal metode koneksi internet, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memanfaatkan mobile data dari operator seluler, mencapai 71.43%. Sementara itu, 26.79% memanfaatkan wifi yang terpasang di rumah, dan hanya 1.79% yang menggunakan wifi di tempat kerja, sekolah, atau kampus.
Namun, meskipun adopsi internet semakin meningkat, survei juga mengungkapkan beberapa kerentanan keamanan data yang perlu diperhatikan. Kasus-kasus seperti penipuan online mencapai 59.82%, pencurian data pribadi sebesar 33.04%, perangkat terkena virus sebesar 21.43%, dan sebanyak 18.75% responden mengaku tidak mengetahui risiko keamanan yang mereka hadapi.
Selain itu, sebanyak 11.61% responden mengalami kendala seperti tidak dapat mengakses aplikasi, sementara 6.25% mengalami kasus keamanan data lainnya.
Dalam penutupan sesi, Sekjen APJIl Pusat menegaskan pentingnya kesadaran akan keamanan data dan penggunaan internet yang bertanggung jawab di tengah meningkatnya penetrasi internet di Kalimantan Timur dan Indonesia secara keseluruhan.
"Kesadaran akan keamanan data dan penggunaan internet yang bertanggung jawab sangatlah penting di tengah meningkatnya penetrasi internet di Kalimantan Timur dan Indonesia secara keseluruhan. Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga keamanan dan privasi data dalam menjelajahi dunia digital," pungkasnya. (densul)