KURANG BACA: Tingkat literasi Indonesia masih rendah dibanding negara lain. Hal ini terus jadi perhatian

Rendah, Tingkat Literasi Indonesia

Dari Workshop Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Daerah Kaltim

POJOKALTIM.CO.ID, BALIKPAPAN - Tingkat literasi warga Indonesia masih rendah. Dari 74 ranking membaca, republik ini berada di peringkat ke-6 dari bawah. 

Demikian terungkap dalam workshop yang dihelat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kalimantan Timur di Hotel Blue Sky Balikpapan, Sabtu (26/11). Adapun tema yang diangkat "Potret Problematika Pembangunan Literasi Masyarakat Kalimantan Timur".

Workshop dibuka kepala Dinas Perpustakaan dan kearsipan provinsi kalimantan timur Drs. Muhammad Syafranuddin, M.M. Peserta terdiri dari unsur Bappeda Kaltim dan Bappeda kabupaten/kota di wilayah Kalimantan timur, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, pustakawan pada Dinas Perpustakaan dan kearsipan provinsi kalimantan timur, serta Dinas Perpustakaan dan kearsipan Kabupatan/kota se kalimantan timur, dan Tim pengkajian IPL dan TGM Kalimantan Timur 2022. 

Secara empirik terbukti bahwa pintu gerbang penguasaan ilmu pengetahuan adalah dengan banyak membaca.

Dengan banyak membaca akan mewujudkan masyarakat yang literat, masyarakat yang literat merupakan prasyarat utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. 

Bangsa dengan minat baca yang rendah tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang akhirnya akan berdampak pada ketertinggalan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu titik ungkit pengembangam bangsa dan negara kita adalah pada pengembangan budaya baca dan peningkatan literasi masyarakat.

Hasil survey Programme for internasional Student Assesment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada maret 2019 lalu, memotret sekelumit masalah pendidikan indonesia khusus nya dalam hal ketegori kemampuan membaca, sains, dan matematika. 

Pada kategori membaca Indonesia menempati peringkat ke-6 dari bawah (74) dengan skor rata-rata 371. Untuk kategori matematika, Indonesia berada di peringkat ke -7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Pada kategori sains, indonesia berada pada peringkat ke -9 dari bawah (71),dengan rata-rata skor 396.

Survey PISA menempatkan China dan Singapura sebaga dua negara teratas. China memiliki skor 555 dan Singapura 549 untuk skor kemampuan memahami bacaan dalam tingkat kesulitan. Masing-masing mencapai nilai 591 dan 569 untuk kemampuan matrmatika siswanya, serta 590 untuk nilai sains. Rata-rata skor dunia untuk literasi adalah 487, matematika 489 dan sains 498.

Workshop yang dilaksanakan hari ini, diharapkan menjadi ajang untuk menggali wawasan dan pengetahuan terkait pengelolaan pengkajian IPLM dan TGM khusus nya  di wilayah Kaltim. 

Pelaksanaan acara workshop IPLM dan TGM menghadirkan narasumber yang membawakan materi Kebijakan Nasional Pengkajian IPLM dan TGM oleh Alfa Husnam S.S, MP Pustakawan Ahli Madya/Koordinator Analisis perkembangan perpustakaan. Pengenalan IPLM oleh Endy Santoso, S.S,MHum, Pustakawan Pusat Analisis perpustakaan dan pengembangan budaya baca perpustakaan Nasional RI. Pengenalan TGM oleh Yaya Ofia Mabruri, SHum. Pustakawan Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional RI, M Faturahman, SSi, MSI peneliti dan dosen Fakuktas MIPA Universitas Mulawarman Samarinda. 

Kepala Bidang Pengembangan perpustakaan dan pembudayaan Kegemaran Membaca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur Taufik, SSos,MSi menjelaskan pelaksanaan  kegiatan Workshop Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Gemar Membaca (TGM) tahun 2022 ini, dengan tujuan memperkenalkan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan Workshop pengkajian Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Gemar Membaca (TGM) provinsi Kalimantan Timur tahun 2022  kepada pemangku kepentingan terkait pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Kalimantan Timur. (rc)


Share: