sumber foto: shutterstock.com

Resign, Siapa Takut...???



Judul di atas bukan sebuah ajakan. Apalagi tantangan kepada siapapun. Juga bukan bermaksud menyepelekan fungsi dari perusahaan. Karena semua orang punya pandangan, alasan, latar belakang, dan kebutuhan berbeda.
Mengundurkan diri, sudah jamak terjadi. Bisa karena memang kondisi perusahaan, berselisih dengan rekan/bos, gaji tak sesuai, core bisnis tak sesuai kaidah keyakinan, atau sengaja dikondisikan agar resign, dan seterusnya. Apa saja bisa menjadi alasan.  
Sebelumnya, saya terlibat diskusi dengan seorang kawan. Dia salah satu ASN, pegawai negeri. Istrinya juga ASN. Dikatakannya, selama dia menjadi abdi negara, dirinya merasa kurang me time bersama anak istrinya.
Dan anehnya, dia merasa iri kepada saya yang notabene belum sebulan ini resign dari perusahaan. Dia bilang, betapa beruntungnya saya bisa punya banyak waktu bersama keluarga. Sementara dia tidak.
Padahal, kata saya kepadanya, jam kerja ASN itu tidak seberapa. Kurang lebih jam sekolah. Masuk pagi, pulang sore.
Dia bilang, itu sudah panjang. Tapi menurutnya, bukan itu alasan utama. Dia lebih memandang tekanan kerja yang membuatnya ingin segera pensiun dini. "Kamu lebih enak. Sudah hilang tekanan kerja. Tinggal tekanan dari keluarga saja yang menuntut dinafkahi," ujarnya.
Diskusi berlanjut. Gayeng. Sambil menikmati sukun goreng dan segelas cokelat panas.
Menurut dia lagi, tujuan akhir dari bekerja adalah uang. Mau ASN atau berdagang, atau apa saja, ujung-ujungnya uang. Menjadi ASN memang sudah jelas. Dapat gaji bulanan. Tapi ya, segitu segitu aja.
Dengan menjadi pedagang, menurutnya lebih bebas. Bahkan penghasilan tak terbatas. "Bukankah 9 dari 10 pintu rezeki berasal dari berdagang," ujarnya mengutip hadis. Bahkan, dirinya sudah mendoktrin anaknya agar kelak memilih menjadi pengusaha ketimbang ASN.
Ya, banyak memang alasan bagi seseorang untuk memilih resign. Yang paling banyak adalah yang memilih resign karena tempat kerjanya tak sesuai syariat. Macam-macam.
Tapi, semua keputusan kembali kepada diri masing-masing. Pertimbangkan secara matang pilihan Anda. Kemudian susun rencana selanjutnya. Kemudian, jika Anda Muslim, tutup lembaran lama Anda menjadi karyawan untuk memulai menjadi pengusaha dengan ucapan: Bismillah...

Denny Sulaksono

Share:

Berita Lainnya