Sharing Is Caring

Fenomena orang-orang berduit berbagi kepada mereka yang kesusahan, kian banyak. Entah secara langsung, komunitas, perkumpulan, hingga memberikan langsung, secara masif bisa kita saksikan videonya di berbagai platform media sosial. Tiap hari.


Pandemi Covid-19 ini memang luar biasa. Menciptakan mimpi buruk. Benar-benar buruk. Membuat sebagian besar warga di penjuru dunia, jatuh miskin.


Namun syukurlah, di kondisi begini, mereka yang berkelebihan, mereka yang mungkin masih ada profit atau tabungan, pintu hatinya terketuk oleh keadaan. 


Mereka dengan sukarela berbagi. Berbagi apa saja. Bisa uang, makanan, hadiah, atau apa saja. Memang tak membantu banyak. Meski sekadar memberi seteguk susu. 


Ya, kian banyak sisi kemanusiaan yang tersentuh oleh keadaan ini. Kian banyak yang menyadari bahwa kita adalah saudara meski tak bertalian darah.


Sebenarnya, masih banyak cara lain yang dilakukan untuk berbagi. Bukankah lembaga pengumpul dan penyalur zakat bertebaran di mana-mana? 


Sudah saatnya, zakat dikeluarkan untuk mereka yang saat ini benar-benar terjepit. Tak perlu menunggu Idulfitri. Sekaranglah momen tepat. 


Rupiah di saldo pengurus masjid pun bisa digunakan untuk membantu. Nilainya terkadang fantastis. Sebuah masjid, bisa saja memiliki uang kas hingga ratusan juta rupiah.


Benar memang masjid perlu biaya untuk operasional. Namun, bukankah jika uang infak, dan sedekah umat bisa segera dimanfaatkan hingga niat baik tersebut bisa segera pula dirasakan oleh kedua pihak, yakni penyumbang dan penerima.


Tak perlu khawatir uang kas masjid kosong. Bukankah tak jarang khatib atau penceramah di masjid yang mengatakan bahwa jika kita bersedekah, maka tak ada istilahnya menyebabkan kemiskinan. Malah akan bertambah.


Itu bukan janji ustaz maupun penceramah. Itu janji gusti Allah, sang pemilik kehidupan. 


Dan memang, kondisi sulit seperti ini, semua mengalami dampak. Semua susah. Saatnya kita sama-sama berbagi. Tak perlu banyak. Seridhanya. Tapi jika memberi banyak dan ridha, itu luar biasa lagi.


Bukankah kita juga pernah merasakan bagaimana perihnya perut ketika lapar dan haus? Jika kita-kita yang dititipkan harta berlebih ini hanya merasakan 30 hari dalam setahun sekali, mereka yang kesusahan merasakan tiap hari.


Panjang umur untuk orang-orang yang gemar berbagi.....


Penulis:

Denny Sulaksono

Share:

Berita Lainnya